Teori-teori tentang motivasi
1. Teori Kognitif
Manusia adalah makhluk mrasional, demikianlah pandangan dasar para penganut teori ini. Berdasarkan rasional manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan dia perbuat, entah baik ataupun buruk. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan berfikirnya. Makin intelegen dan berpendidikan ,otomatis seseorang akan semakin baik perbuatan-perbuatannya, dan secara sadar pula melakukan perbuatan-perbuatan untuk memenuhi keinginan/kebutuhan tersebut.
Menurut teori ini tingkah laku tidak digerakan oleh apa yang disebut motivasi,melainkan oleh rasio. Setiap perbuatan yang dilakukannya sudah difikirkan alasan –alasannya. Oleh karena itu setiap orang sungguh-sungguh bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Disini tidak dikenal perbuatan-perbuatan yang berada di luar control rasio.
Pandangan di atas adalah pandangan para filsuf kuno seperti plato, Aristoteles, tetapi juga filsuf abad pertengahan seperti Thomas Aquinas, Descates, Spizona dan Hobbes. Bahkan pandangan ini pada masa yang silam hampir menjadi pandangan umum di kalangan masyarakat.
Di dalam teori ini juga diletakkan pentingnya fungsi kehendak. Bahkan fungsi kehendak disejajarkan dengan fungsi berfikir dan fungsi perasaan, sejauh fungsi berfikir dapat dipertanggung jawabkan. Teori ini tidak menyadari bahwa kadang-kadang tindakan manusia itu berada diluar control rasio, sehingga sukar mempertanggungjawabkannya. Disinilah justru letak kelemahan teori ini ; yaitu tidak dapat menerangkan tindakan-tindakan yang berada di luar control rasio.Apakah tindakan-tindakan semacam ini tidak termasuk dalam tingkah laku manusia? Hal ini akan terjawab bila konsep motivasi mendapat tempat di belakang setiap tingkah laku,baik yang disadari maupun yang tidak dtsadari.
2. Teori Hedonistis
Bila di dalam teori kognitif sangat ditekankan soal rasio dan kehendak , di dalam teori Hedonistis justru hal itu tidak di hiraukan ,teori ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia,entah itu di sadari ataupun tidak disadari ,entah itu timbul dari kekuatan luar ataupun kekuatan dalam,pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan. Meskipun orang dapat mengatakan berbagai macam alasan yang bagus, Namun sebenarnya segala perbuatannya hanya mempunyai satu tujuan, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan.
Teori ini sangat berpengaruh pada abad XVIII dan XIX. para pendukung teori ini antara lain Locke,Hume dan Hobbes.Teori ini mendapat banyak kritik dari apra ahli psikolog,karena sangat menggantungkan diri pada pengalaman seseorang saja. Sehingga sifatnya sangat subjektif.Sulit sekali di katakan bahwa secara objektif tindakan seseorang itu selalu mencari hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan. Mungkin saja oleh seseoarang suatu tindakan dipandang mencari keenakan tetapi oleh orang lain justru dipandang sebaliknya. Misalnya saja orang yang bunuh diri, Apakah perbuatan ini secara objektif mencari keenakan? Juga menjadi pertanyaan besar apakah setiap tindakan seseorang itu sungguh-sungguh menghasilkan keenakan seperti yang ia harapkan? Kalau tidak,apakah eprbuatan tersebut juga diulangi di kemudian hari? Lagi pula kita tidak tahu secara tepat bagaimanakah tanggapan seseorang terhadap hasil perbuatannya. Barang kli bagi orang yang satu di anggap sebagai suatu keenakan /kenikmatan, sedangakan bagi orang lain di pandang sebagai suatu yang sangat menyakitkan.
Dengan kata lain,Teori ini dipandang kurang ilmiah karena hanya mendasarkan diri pada pengalaman subjektif manusia. Meskipun demikan di akui pula oleh umum bahwa memeang banyak tindakan kita yang sangat sesuai dengan teori hedonistis ini. Oleh karena itu tidak mengherankan jika teori ini sampai saat ini pun masih mempunyai pengaruh yang besar di dalam masyarakat.
Tahun-tahun belakangan ini, teori hedonistis diberi arti baru sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.Paul T. Young david Mc Clelland member pengertian baru dalam teori hedonistis. Pokok pemikiran mereka adalah sebagai berikut :
Semua rangsang yang terdapat di lingkungan sekitar kita pada hakikatnya menimbulkan keadaan nikmat atau keadaan sakit. Rangsang yang menimbulkan keadaan nikmat/enak menyebabkan seseorang beraksi mendekati rangsang itu. Sebaliknya rangsang yang menimbulkan keadaan tidak enak menumbulkan reaksi menjauh. Masalah rasa enak atau tidak enak yang di alami oleh seseorang itu banyak tergantung pada adaptasi seseorang dengan rangsang yang mendahuluinya.
Sebahgai contoh, orang tidak akan begitu merasa terganggu dengan suara mesin yang sangat membisingkan,bila suara itu biasa di dengar setiap hari. Tetapi bagi orang yang belum pernajh mendengarnya, Suara itu tidak akan di rasa sangat menyakitkan. Suatu lagu yang dinyanyikan keras keras justru di rasa enak oleh orang-orang yang biasa mendengarkan lagu-lagu keras,dan secara lemah atau lembut saja.Sebaliknya orang yang biasa mendengar lagu-lagu yang lemah lembut akan merasa sangat terganggu dan mungkin pergi meninggalkan tempat itu bila kepadanya di perdengarkan lagu-lagu yang di nyanyikan sangat keras.
Jika dikaitkan denganmasalah motivasi. Dapat di kataakan bahwa tindakan seseorang sangat tergantung antisipasi/ekspentasi seseorang terhadap objek/rangsang yang di hadapinya.Antisipasi yang positif terhadap rangsang akan menimbulkan reaksi menjauh. Suatu objek/rangsang yang diduga akan menimbulkan rasa nikmat/enak akan menimbulkan reaksi mendekat.
Dengan kata lain ,menurut teori hedonistis yang diperbaharui menjadi dua, yaitu tingkah laku mendekati rangsang yang dirasa akan membawa keenakan dan tingkah laku menjauhi rangsang yang dirasa akan membawa keenakan dan tingkah laku menjauhi rangsang yang di rasa akan membawa rasa tidak enak. Unsur pokok motivasi adalah antisipasi teori hedonistis ini menggunakan “affectivearousal model” yang intinya mengatakan bahwa setiap rangsang pada hakikatnya telah membawa keadaan yang menimbulkan rasa enak atau tidak enak.
3. Teori Insting
Setiap orang telah membawa “kekuatan biologis”sejak lahirnya.kekuatan biologis inilah yang membuat seseorang bertindak menurut cara tertentu;demikianlah dasar pemekiran teori insting.Kekuatan instingtif inilah yang seolah olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara tertentu,untuk mengadakan pendekatan kepada rangsang dengan cra tertentu.
Teori ini berkembang pesat pada waktu Darwin mencetuskan teori evolusinya.Dalam teori evolusinya Darwin menyatakan bahwa antara manusia dan binatang tidak ada perbedaan yang tajam,karena pada hakikatnya manusia merupakan hasil evolusi seperti halnya binatang-binatang,lebih-lebih binatang tingkat tinggi.Tingkah laku binatang disebut tingkah laku instingtif,karena binatang tidak mempunyai fikiran. Segala tingkah lakunya boleh dikatakan semata-mata didasarkan pada kekuatan biologis yang dibawanya sejak lahir.karena manusia tidak jauh berbeda dengan binatang,maka tingkah laku manusia pun bisa disebut berdasarkan insting.
Insting merupakan sesuatu yang diwariskan,sesuatu yang mengarahkan tindakan manusia kepada tujuan (purposive, goal-seeking)
“we may then difine an instinct as an inherited or innate psycho-physical disposition which determines its possessor to perceive,or pay attention to,object of a certain class,to experience an emotional excitement of a particular quality upon perceiving such an object, and to act in regard to it in a particular manner, or at least, to experience impulse to such an action…”
Teori ini sangat bertentangan dengan teori rasionalis.kalau teori rasionalis menekankan fungsi pikiran manusia sebagai penentu tingkah laku manusia,teori insting malah menyatakam bahwa pikiran manusia pun di kuasai oleh insting atau dengan kata lain,pikiran manusia di kendalikan oleh insting.
Pada umumnya para ahli psikolog dapat menerima pendapat bahwa sebagian tingkah laku manusia memang ditentukan oleh instingnya, misalnya saja tingkah laku anak yang baru saja lahir.pada waktu anak lahir,fungsi pikiran tentu saja belum berjalan,namun anak toh berbuat sesuatu.Tingkah laku anak pada waktu itulah yang dapat dikatakan tingkah laku insting.
Yang menjadi kritik umum terhadap teori ini adalah bahwa sangat sukar untuk membuat daftar insting-insting dasar yang mencakup segala bentuk tingkah laku manusia.Ada kecenderungan untuk setiap kali menambah dengan insting baru,yaitu : fight,repulsion,curiosity,pugnacity,self-assertion parental,reproduction,hunger,gregariousness,acquisition,dan construction.Beberapa tahun kemudian daftar insting dasar itu sudah hampir mencapai 600 buah,karena setiap pengarang menambahkan sendiri daftar insting dasar yang baru.
Teori insting ini sangat berpengaruh sampai kurang lebih tahun 1920, dan kemudian lama-kelamaan tidak begitu berpengaruh lagi karena banyak di tinggalkan orang.Meskipun demekian,ternyata diam-diam teori insting ini tetap diperberkembangkan oleh beberapa ahli. Frank beach dari amerika tetap mengadakan penelitian-penelitian terhadap tingkah laku instingtif binatang-binatang tingkat rendah. Sigmund Freud mengembangkan dua buah insting dasar manusia,yaitu insting kehidupan dan insting kematian,untuk menerangakn tingkah laku manusia.
Penentang teori insting umumnya dating dari penganut behaviourisme. Salah seorang tokoh behaviourisme yang sangat menentang teori insting ini adalah J.B Watson.Kaum behaviourisme berusaha menerangkan segala tingkah laku manusia atas dasar belajar.Tidak ada sesuatu tingkah laku pun yang yang tidak dapat di pelajari.Bahkan ada yang berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak ada yang dibawa sejak lahir,semuanya di pelajari.Aliran inilah yang kemudian lama-kelamaan mengurangi pengaruh teori insting dalam menentukan tingkah laku manusia.Namun tetap diakui bahwa bagaimanapun juga sampai saat ini teori insting masih mempunyai pengaruh yang cukup besar.
4. Teori Psikoanalitis
Sebenarnya teori psikoanalitis merupakan pengembangan teori insting. Dalam teori ini pun diakui adanya kekuatan bawaan di dalam diri setiap manusia, dan kekuatanbawaan inilah yang menyebabkan dan mengarahkan tingkahlaku manusia.
Freud, seorang tokoh psikoanalitas yang sangat tersohor, mengatakan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh dua kekuatan dasar, yaitu:insting kehidupan dan insting kematian. Insting kehidupan menampakan diri dalam tingkah laku seksual sedangkan insting kematian melatarbelakangi tingkah laku tingkah laku agresif.insting kehidupan(eros) mendorong orang untuk tetap hidup dan berkembang.sedangkan insting kematian (thanatos) mendorong orang kea rah penghancuran diri sendiri,maupun penghancuran dirinya dalam bentuk bunuh diri, maupun penghancuran diri orang lain dalam bentuk perbuatan perbuatan agresif.
Berdasarkan dua kekuatan besar itu freud membagi motif manusia menjadi dua, yaitu motif seksual dan motif menyerang,kedua motif menggerakkan tingkah laku manusia sejak lahir,misalnya saja kalau anak kecil diraba pada bagian yang yang sensitive akan merasa senang.juga kalau anak jengkel, ia akan menggigit tangannya sendiri atau memukul kepalanya sendiri.Bukti-bukti tersebut menunjukan bahwa baik insting kehidupan maupun insting kematian telah bekerja sejak anak masih lahir.
Tingkah laku-tingkah laku yang didorong oleh kedua insting dasar tadi seringkali tidak sesuai dengan norma sopan santun yang terdapat di lingkungan masyarakat.oleh karena itu tidak jarang para orang tua memberikan larangan-larangan dan batasan-batasan terhadap beberapa tingkah laku yang sekiranya bertentangan dengan norma sopan santun yang berlaku
Sebagai akibat dari batasan dan larangan terhadap kebebasan berbuat atas dorongan kedua insting tersebut di atas terbentuklah apa yang di sebut komplek terdesak,yaitu kumpulan tingkah laku yang di tekan karena tidak pantas dimunculkan. Kompleks terdesak ini tidak dapat diam begitu saja,melainkan tetap mencari kesempatan untuk dapat muncul menjadi tingkah laku overt. Kompleks tang terdesak ini menjadi motif-motif yang tidak sadar; itulah sebabnya sering kali orang sendiri tidak dapat mengerti, mengapa ia berbuat sesuatu tindakan. Dalam hal seperti inilah kiranya motif tidak sadar sedang bekerja.
Motif-motif tidak sadar dapat menampakan diri dalam berbagai bentuk,misalnya dalam bentuk mimpi.pada waktu bermimpi sering kali orang merindukan sesuatu yang sebenarnya sudah dilupakan,sudah tidak disadari lagi.motif tidak sadar dapat juga muncul dalam bentuk salah ucap (slips of speech)
Sesuatu yang kita tekan,yang tidak kita bicarakan dengan orang lain tetapi yang selalu menggangu pikiran kita, suatu ketika dapat muncul dalam bentuk salah ucap atau salah bicara tanpa kita sadari. Ada juga beberapa symptom penyakit,terutama beberapa penyakit mental,yang kiranya disebabkan oleh adanya suatu kebutuhan dalam diri seseorang yang tidak dipenuhi. Kebutuhan yang mendalam dan ditekan karena merasa tidak dapat memenuhinya,dapat menimbulkan suatu penyakit mental
Pada umumnya para ahli psikolog mengaku bahwa tidak semua tingkah laku manusia itu jelas motivasinya,namun belum berani mengatakan bahwa terdapat motif yang tidak disadari. Paling-paling mereka mengatakan bahwa tingkah laku manausia yang memang kurang disadari motivasinya.oleh karena itu kritik terhadap teori psikoanalistis ini umumnya berkisar pada keraguan bahwa mimpi, salah ucap dan lain-lain itu tentu sebagai akibat dari motif yang tidak disadari.
5. Teori keseimbangan
Teori keseimbangan (homeostasis) berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi karena adanya ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Dengan kata lain,manusia selalu ingin mempertahankan adanya keseimbangan di dalam dirinya. Sebagai contoh, orang yang lama berada di bawah terik matahari merasa panas,suhu tubuhnya naik sehingga terjadi keadaan tidak seimbang (disequilibrium) maka ia segera berjalan mencari tempat yang teduh agar suhu badan menjadi normal kembali, atau terjadi keadaan seimbang lagi.Demikian seterusnya di mana terjadi keadaan tidak seimbang di dalam diri manusia, maka segeralah orang bertindak untuk mengembalikan keadaan sampai seimbang lagi.
Prinsip keseimbangan pada binatang bersifat statis,sedangkan pada manusia bersifat dinamis. Bila seekor binatang merasa lapar,yang berarti terjadi disequilibrium di dalam dirinya,maka binatang tersebutsegera mencari makan dan makan sampai kenyang.jika sudah kenyang,maka puaslah binatang itu dan baru akan mencaru makan lagi bila sudah merasa lapar lagi; demikian seterusnya.sedangkan pada manusia,soalnya menjadi lain.bila manusia lapar (terjadi disequilibrium) ia segera mencari makan tetapi kalau ia makan sampai kenyang,ia akan mengalami disequilibrium baru yang lebih tinggi sifatnya, misalnya lalu ingin merokok atau ingin menbaca dan lain-lain.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan,bahwa tingkah laku manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi/mamuaskan kebutuhan itu.Begitu seterusnya ,sehingga dapat terjadi suatu lingkaran motivasi (motivational cycle)
KEBUTUHAN TINGKAH LAKU TUJUAN
Kebutuhan karena adanya ketidakseimbangan di dalam diri individu membuat individu yang bersangkutan melakuka sesuatu tindakan,tindakan itu mengarah pada suatu tujuan,tujuan tersebut di harapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Bila kebutuhan yang pertama sudah terpenuhi,akan terjadilah keadaan tidak seimbang pada taraf yang lebih tinggi;keadaan ini menimbulkan kebutuhan baru dan seterusnya,sehingga manusia boleh dikatakan tidak pernah diam
Kebutuhan manusia secara umum dapat dibedakan menjadi dua: yang pertama kebutuhan biologis, yang juga biasa di sebut kebutuhan primer karena kebutuhan ini mutlak diperlukan agar manusia dapat hidup. Contoh kebutuhan primer ialah : makan,minum,bernafas,istirahat dan seterusnya. Yang kedua adalah kebutuhan psikolog atau sering juga disebut kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang bila di penuhi akan menyebabkan orang menjadi lebih bahagia hidupnya. Contoh kebetuhan sekunder ialah : kasih saying, pujian, perasaan aman, dam lain-lain.
Menurut A. H. Maslow, kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat berkembang dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan biologis
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan akan cinta kasih dan rasa memiliki
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan untuk tahu
6. Kebutuhan akan keindahan
7. Kebutuhan akan kebebasan bertindak (aktualisasi diri)
Maslow membedakan motif manusia berdasarkan taraf kehidupannya, mulai dari kebutuhan biologis yang dibawa manusia sejak lahir sanpai dengan kebutuhan psikologis yang kompleks. Menurut maslow suatu motif akan menguasai tingkah laku seseorang bila motif yang berada di bawahnya sudah dipenuhi. Tingkah laku manusia dikuasai mula-mula oleh motif yang paling rendah, yaitu motif fisiologis seperti misalnya motif lapar,haus seksi dan seterusnya. Baru setelah motif-motif tersebut terpenuhi (kebutuhannya), motif di atasnya mulai mengusainya; begitu seterusnya sampai dengan motif yang paling tinggi,yaitu motif aktualisasi diri.
Pada umumnya teori homeostasis ini berlaku juga pada tingkah laku yang kurang disadari,yang bersifat agak mekanistis, namun pada tingkah laku tingkah tinggi,yang memerlukan pemikiran dan pertimbangan, kadang-kadang sukar di katakan bahwa tingkah laku tersebut disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Yang lebih sulit lagi adalah karena tingkah laku manusia seringkali digerakan oleh beberapa kebutuhan sekaligus,kebutuhan yang kompleks, tidak jelas kebutuhan yang manakah yang menonjol,bahkan kadang-kadang dua kebutuhan yang saling bertentangan menggerkan sekaligus. Misalnya saja manusia ingin berpuasa, Ia merasa lapar,ingin makan, tetapi dilain pihak ia ingin berpuasa untuk mengejar nilai hidup yang lebih tinggi, maka ia tidak mau makan
Teori motivasi sampai saat ini boleh di katakan dipegang oleh teori keseimbangan ini. Teori ini sangat popular dan sangat erat berhubungannya dengan teori dorongan yang akan di bahas kemudian. Bila digali lebih jauh,maka teori keseimbangan ini menghasilkan dua bentuk tingkah laku,Yaitu tingkah laku mendekat untuk mencari keseimbangan,dan tingkah laku menjauh untuk menghindari terjadinya keadaan tidak seimbang. Misalnya saja orang yang terkenasinar matahari,akan pergi ke tempat yang teduh untuk menghindari panas matahari (menjauh), tetapi sekaligus mencari keseimbangan baru dibahas pada panggolongan motivasi manusia.
6. Teori dorongan
Pada prinsipnya teori dorongan ini tidak berada dengan teori keseimbangan,hanya penekanannya berbeda.kalau teori keseimbangan menekankan adanya keadaan tidak seimbang yang menimbulka suatu kebutuhan yang harus di penuhi,teori dorongan member tekanan pada hal yang mendorong terjadinya tingkah laku. Bahkan sebenarnya teori keseimbangan dasarnya adalah teori dorongan ini, dan teori keseimbangan memperkuat kebenaran teori dorongan ini. Teori dorongan ini diperkenalkan oleh Robert Woodworth pada tahun 1918. Pada waktu itu Woodworth mengartikan dorongan sebagai suatu tenaga dari dalam diri kita yang menyebabkan kita berbuat sesuatu. Oleh karena itu kata motif juga di beri arti dorongan yang menimbulkan dan mengarahkan tingkah laku manusia.
Dalam arti tertentu dorongan di sini mirip dengan insting,misalnya saja dorongan seksual,dorongan mencari makan karena lapar dan seterusnya. Dorongan – doronga seperti ini sifatnya asli,tidak perlu dipelajari,instingtif.perbedaan pokok antara dorongan dan insting sering kali memang tidak jelas,namun teori doronganan dalam hal ini lebih didasari oleh eksperimen-eksperimen yang teliti dan dapat dipertanggungjawabkan. Timbulnya dorongan,bertambah kuatnya dorongan maupun berkurangnya kekuatan dorongan dapat di ukur secara objektif. Misalnya saja makin kuat dorongan seseorang untuk makan dapat diketahui dari tekanan darahnya; kuatnya dorongan seksual dapat di ketahui dari jumlah hormon seksual yang beredar dalam darah dan seterusnya.
Teori dorongan ini semakin diakui setelah muncul teori homeostasis (teori keseimbangan), yang diajukan oleh ahli psikologi Walter B.Cannon pada tahun 1932. Dalam konsep pemikiran tersebut dikatakan bahwa seringkali terjadi ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Dorongan adalah salah satu usaha (otomatis) untuk dapat mengembalikan keadaan seimbang. Teori dorongan ini pada umumnya diakui kebenarannya oleh para ahli psikologi. Hanya ada beberapa hal yang masih sering dipersoalkan dalam kaitan dengan teori dorongan ini ialah: Apakah semua motif social juga berdasarkan pada dorongan-dorongan dasar biologis tersebut? Apakah dorongan primer sama dengan kebutuhan biologis?
Kamis, 11 November 2010
Sabtu, 23 Mei 2009
TEORI KONVERGENSI SIMBOLIK
1. Pengertian
Teori Konvergensi Simbolik, yang dikembangkan oleh Ernest Bormann dengan kelompok mahasiswa dari Universitas Minnesota (1960-1970), menemukan proses sharing fantasi. Jadi konsep Teori Konvergensi Simbolik adalah tema fantasi. Tema fantasi adalah pesan yang didramatisi seperti permainan kata-kata, cerita, analogi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok. Tema fantasi juga terfokus pada cerita suatu tokoh dengan karakter secara naratif. Setiap individu akan saling berbagi fantasi karena kesamaan pengalaman atau karena orang yang mendramatisi pesan memiliki kemampuan retoris yang baik. Suatu cerita, lelucon, atau permainan kata-kata yang sering terjadi dalam suatu kelompok tampaknya tidak bermakna apa-apa. Semuanya tidak memiliki efek dalam interaksi selanjutnya. Akan tetapi, kadang-kadang salah seorang dari anggota kelompok mengambil pesan tersebut kemudian membumbui cerita itu dan mungkin mendramatisi pesan dengan gaya cerita masing-masing. Dalam teori konvergensi simbolik, partisipasi ini dikenal dengan rantai fantasi dan saat hal itu terjadi, individu-individu tersebut telah berbagi kelompok fantasi.
Symbolic Convergence Theory (SCT) bisa juga disebut teori komunikasi umum. SCT menjelaskan bahwa makna, emosi, nilai, dan motif untuk tindakan di retorika yang dibuat bersama oleh orang yang mencoba untuk memahami dari pengalaman yang umum, seperti keragaman kehidupan. Symbolic Convergence Theory adalah komunikasi umum teori karena menjelaskan bahwa fantasi-chaining oleh masyarakat umum tentang sebuah pengalaman yang memproduksi visi retorik dalam semua masyarakat.
2. Fungsi
Fungsi dari teori ini adalah menganalisa interaksi yang terjadi di dalam skala kelompok kecil. Kelompok di sini dapat berupa kelompok sosial, kelompok tugas, atau kelompok dalam sebuah pergaulan.
Ernest G Bormann dalam Communication and Organizations: an intepretive approach (Putnam and Pacanowsky, 1983: 110) menjelaskan konvergensi simbolik akan menghasilkan tema-tema fantasi drama-drama besar yang panjang dan rumit dari sebuah cerita yang dipaparkanvisiretorik.Sebuahvisiretorik merupakan sebuah pandangan berbagi, bagaimana sesuatu terjadi dan apakah mungkin terjadi? Bentuk impian merupakan asumsi pengetahuan kelompok yang didasarkan pada penciptaan strukturasi penguasaan realitas.
Tema-tema fantasi dan visi retorik terdiri atas karakter-karakter,alur cerita, skenario dan sanksi dari agen (induk organisasi).Karakter dapat berupa pahlawan,penjahat,atau hanya tokoh pelengkap saja. Alur cerita adalah aksi atau pengembangan cerita, sedangkan skenarionya merupakan latar setting-an, termasuk lokasi pelengkap dalam lingkungan sosiokultural. Sanksi agen adalah sumber yang melegitimasi cerita dan menjadi otoritas pada kredibilitas cerita.
Biasanya unsur ini diarahkan pada kepercayaan yang bersifat dogma. Sanksi agen biasanya berupa komitmen pada keadilan, demokrasi, bahkan agama. Stephen W Littlejohn dan Foss dalam Theories of Human Communication menambahkan bahwa cerita atau tema- tema fantasi diciptakan melalui interaksi simbolik dalam kelompok kecil dan kemudian dihubungkan dari satu orang ke orang lain dan dari satu kelompok ke kelompok lain untuk menciptakan sebuah pandangan dunia yang terbagi (2008:165).
Dalam konvergensi simbolik dibutuhkan adanya visi retorik, saga, dan consciousness sustaining. Jadi jelas dalam membuat konvergensi simbolik tidak perlu komunikasi besar-besaran seperti layaknya promosi yang menghabiskan biaya. Cukup melalui kelompok kecil yang memiliki kredibilitas menyebarkan informasi ke masyarakat. Dari sanalah diciptakan cerita-cerita fantasi kenegaraan melalui sosok presiden, wakil presiden dan pejabat pemerintah. Mereka harus membawa saga-saga dalam cerita.
3. Aplikasi Teori
Contoh-contoh dari teori ini :
1. Dalam dunia politik Atau yang paling minim adalah tidak menggunakan hak suara (golput) saat pemilu. Sikap apatis tersebut adalah bentuk penolakan yang paling kentara oleh rakyat dalam menanggapi kondisi negara yang tidak jelas dengan dunia politik yang bobrok. Padahal seharusnya,melalui berbagai pesta demokrasi, rakyat dibuai dan diberikan fantasi-fantasi politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemilu politik, entah itu pemilu legislatif, presiden atau pemilihan kepala daerah, merupakan momen penting di mana semua mata tertuju pada keriaan tersebut dan panggung politik digelar dengan dramaturgi yang jelas dalam upaya perbaikan,kemajuan, dan kesejahteraan rakyat. Kenyataan menunjukkan sebaliknya. Para politisi bukan menciptakan fantasi yang menyejukkan,malah memuakkan: banyak kecurangan dalam kampanye,klaim tuntutan perhitungan suara ulang alasan tidak fairsampai kepada tindakan-tindakan kriminal dalam pemilu.
2. Dalam dunia seni
Bila kita menganggap fantasi itu ”omong kosong”,mungkin tidak akan ada karya-karya sastra,musik,dan film yang mampu membuai dan menciptakan fantasi di benak pemirsa,pendengar, dan pembaca.Berdasarkan insting sebagai organisme,manusia akan selalu berusaha keluar, menghindar dari tekanandanancamanpadadirinya. Wajar bila ada tekanan dan impitan hidup yang kian berat,banyak orang yang berusaha lari dari kenyataan yang ada. Sinetron( operasabun) merupakan media murah meriah yang mampu mengisi khayalan-khayalan yang ada di benak orang. Karena itu, terlepas pada adanya kepentingan ekonomi politik dan bias selebritas, penulis begitu menghargai kehadiran sinetron dan film di masyarakat sebagai penghibur dan penciptaan fantasi masyarakat.
Teori ini termasuk kedalam ranah Objektif karena orang lain atau manusia itu dianggap pasif dan dapat dikendalikan atau diarahkan.
1. Pengertian
Teori Konvergensi Simbolik, yang dikembangkan oleh Ernest Bormann dengan kelompok mahasiswa dari Universitas Minnesota (1960-1970), menemukan proses sharing fantasi. Jadi konsep Teori Konvergensi Simbolik adalah tema fantasi. Tema fantasi adalah pesan yang didramatisi seperti permainan kata-kata, cerita, analogi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok. Tema fantasi juga terfokus pada cerita suatu tokoh dengan karakter secara naratif. Setiap individu akan saling berbagi fantasi karena kesamaan pengalaman atau karena orang yang mendramatisi pesan memiliki kemampuan retoris yang baik. Suatu cerita, lelucon, atau permainan kata-kata yang sering terjadi dalam suatu kelompok tampaknya tidak bermakna apa-apa. Semuanya tidak memiliki efek dalam interaksi selanjutnya. Akan tetapi, kadang-kadang salah seorang dari anggota kelompok mengambil pesan tersebut kemudian membumbui cerita itu dan mungkin mendramatisi pesan dengan gaya cerita masing-masing. Dalam teori konvergensi simbolik, partisipasi ini dikenal dengan rantai fantasi dan saat hal itu terjadi, individu-individu tersebut telah berbagi kelompok fantasi.
Symbolic Convergence Theory (SCT) bisa juga disebut teori komunikasi umum. SCT menjelaskan bahwa makna, emosi, nilai, dan motif untuk tindakan di retorika yang dibuat bersama oleh orang yang mencoba untuk memahami dari pengalaman yang umum, seperti keragaman kehidupan. Symbolic Convergence Theory adalah komunikasi umum teori karena menjelaskan bahwa fantasi-chaining oleh masyarakat umum tentang sebuah pengalaman yang memproduksi visi retorik dalam semua masyarakat.
2. Fungsi
Fungsi dari teori ini adalah menganalisa interaksi yang terjadi di dalam skala kelompok kecil. Kelompok di sini dapat berupa kelompok sosial, kelompok tugas, atau kelompok dalam sebuah pergaulan.
Ernest G Bormann dalam Communication and Organizations: an intepretive approach (Putnam and Pacanowsky, 1983: 110) menjelaskan konvergensi simbolik akan menghasilkan tema-tema fantasi drama-drama besar yang panjang dan rumit dari sebuah cerita yang dipaparkanvisiretorik.Sebuahvisiretorik merupakan sebuah pandangan berbagi, bagaimana sesuatu terjadi dan apakah mungkin terjadi? Bentuk impian merupakan asumsi pengetahuan kelompok yang didasarkan pada penciptaan strukturasi penguasaan realitas.
Tema-tema fantasi dan visi retorik terdiri atas karakter-karakter,alur cerita, skenario dan sanksi dari agen (induk organisasi).Karakter dapat berupa pahlawan,penjahat,atau hanya tokoh pelengkap saja. Alur cerita adalah aksi atau pengembangan cerita, sedangkan skenarionya merupakan latar setting-an, termasuk lokasi pelengkap dalam lingkungan sosiokultural. Sanksi agen adalah sumber yang melegitimasi cerita dan menjadi otoritas pada kredibilitas cerita.
Biasanya unsur ini diarahkan pada kepercayaan yang bersifat dogma. Sanksi agen biasanya berupa komitmen pada keadilan, demokrasi, bahkan agama. Stephen W Littlejohn dan Foss dalam Theories of Human Communication menambahkan bahwa cerita atau tema- tema fantasi diciptakan melalui interaksi simbolik dalam kelompok kecil dan kemudian dihubungkan dari satu orang ke orang lain dan dari satu kelompok ke kelompok lain untuk menciptakan sebuah pandangan dunia yang terbagi (2008:165).
Dalam konvergensi simbolik dibutuhkan adanya visi retorik, saga, dan consciousness sustaining. Jadi jelas dalam membuat konvergensi simbolik tidak perlu komunikasi besar-besaran seperti layaknya promosi yang menghabiskan biaya. Cukup melalui kelompok kecil yang memiliki kredibilitas menyebarkan informasi ke masyarakat. Dari sanalah diciptakan cerita-cerita fantasi kenegaraan melalui sosok presiden, wakil presiden dan pejabat pemerintah. Mereka harus membawa saga-saga dalam cerita.
3. Aplikasi Teori
Contoh-contoh dari teori ini :
1. Dalam dunia politik Atau yang paling minim adalah tidak menggunakan hak suara (golput) saat pemilu. Sikap apatis tersebut adalah bentuk penolakan yang paling kentara oleh rakyat dalam menanggapi kondisi negara yang tidak jelas dengan dunia politik yang bobrok. Padahal seharusnya,melalui berbagai pesta demokrasi, rakyat dibuai dan diberikan fantasi-fantasi politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemilu politik, entah itu pemilu legislatif, presiden atau pemilihan kepala daerah, merupakan momen penting di mana semua mata tertuju pada keriaan tersebut dan panggung politik digelar dengan dramaturgi yang jelas dalam upaya perbaikan,kemajuan, dan kesejahteraan rakyat. Kenyataan menunjukkan sebaliknya. Para politisi bukan menciptakan fantasi yang menyejukkan,malah memuakkan: banyak kecurangan dalam kampanye,klaim tuntutan perhitungan suara ulang alasan tidak fairsampai kepada tindakan-tindakan kriminal dalam pemilu.
2. Dalam dunia seni
Bila kita menganggap fantasi itu ”omong kosong”,mungkin tidak akan ada karya-karya sastra,musik,dan film yang mampu membuai dan menciptakan fantasi di benak pemirsa,pendengar, dan pembaca.Berdasarkan insting sebagai organisme,manusia akan selalu berusaha keluar, menghindar dari tekanandanancamanpadadirinya. Wajar bila ada tekanan dan impitan hidup yang kian berat,banyak orang yang berusaha lari dari kenyataan yang ada. Sinetron( operasabun) merupakan media murah meriah yang mampu mengisi khayalan-khayalan yang ada di benak orang. Karena itu, terlepas pada adanya kepentingan ekonomi politik dan bias selebritas, penulis begitu menghargai kehadiran sinetron dan film di masyarakat sebagai penghibur dan penciptaan fantasi masyarakat.
Teori ini termasuk kedalam ranah Objektif karena orang lain atau manusia itu dianggap pasif dan dapat dikendalikan atau diarahkan.
Langganan:
Postingan (Atom)